Tuesday, May 8, 2012

PRINSIP PRINSIP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


Pendidikan adalah suatu upaya sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi peserta didik supaya menjadi manusia utuh. Membuat rencana untuk mengembangkan potensi peserta didik haruslah didasari dengan berbagai prinsip. Prinsip adalah kebenaran yang menjadi pokok dasar orang dalam berfikir dan bertindak.
        Apa yang terjadi apabila prinsip kita melanggar prinsip? Sebagai ilustrasi coba kita bayangkan ada suatu kapal pesiar yang besar dan terang benderang sedang berlayar. Kemudian dikejauhan ada satu titik terang di depan kapal tersebut. Maka sang nahkoda kapal meminta lampu kecil tersebut untuk memutar haluan. Sang nahkoda berkata, kami ini kapal besar, lebih susah memutar haluan dibandingkan dengan kapal kecil seperti yang kau bawa. Tetapi jawab dari orang yang bertanggung jawab terhadap tempat yang memiliki lampu kecil itu 'kami tak bisa bergerak, kami adalah mercusuar'. Nahkoda besar tetap pada pendiriannya, tetap melaju tanpa mau membelokkan kapalnya, ia merasa kalau sudah dekat ia juga akan minggir. Apa yang akan terjadi kemudia? Sudah dapat diduga kapal besar setelah dekat tidak cukup waktu untuk berbelok dan terjadilah hal yang diinginkan.

Begitu pula dalam mendidik anak usia dini. Apabila tidak berepegang pada prinsip-prinsip yang ada, akan ada dampak negatif yang akan didapat di kemudian hari.Dampak ini bisa dirasakan langsung, saat itu juga dan juga dampak jangka panjang. Dampak langsung, apabila kita peka, akan tampak dari berkurangnya keceriaan anak serta berkurangnya semangat belajar anak. Dampak jangka panjangnya, mereka akan menjadi seorang manusia yang kurang atau tidak utuh. Maksudnya ada beberapa aspek perkembangan yang berkembang baik, tetapi ada aspek yang tidak berkembang dengan baik. Misalnya anak sangat pandai di sekolah tetapi tidak mempunyai kepedulian terhadap sesama (kecerdasan emosional tidak berkembang). 
      
Apakah prisip pendidikan anak usia dini itu? Beberapa prisnsip yang oleh para ahli pendidikan disampaikan antara lain:
 (1)  Berpusat pada anak, maksudnya anak menjadi subjek pembelajar. Setiap anak memiliki potensinya masing-masing dan berhak mengembangkan potensi dengan cara yang paling tepat dengan karakternya.
  (2) Mendorong perkembangan fisik, daya pikir, daya cipta, emosional, bahasa dan komunikasi sebagai dasar pembentukan pribadi manusia yang utuh
 (3)  Memperhatikan perbedaan individu, baik perbedaan keadaan jasmani, rohani, kecerdasan dan tingkat perkembangannya (Developmentally Appropriate Practices)
  (4) Mengacu pada tahap perkembangan anak

  (5) Berorientasi pada kebutuhan anak

  (6) Belajar melalui bermain.
  
  (7) Kreatif dan Inovatif

  (8) Lingkungan yang kondusif,
  
  (9) Menggunakan pembelajaran terpadu

  (10) Mengembangkan keterampilan hidup

  (11) Menggunakan berbagai media dan sumber        belajar serta alat/sarana pendidikan yang   edukatif

 (12) Melibatkan orang tua, karena orang tua adalah    pendidik pertama dan utama.
  (13) Mengacu padakecerdasan anak

Dua hal yang sering terjadi:
        Pertama, apabila proses pembelajarannya dalam suatu lembaga pendidikan anak usia dini dilaksanakan dengan cara bermain, orangtua justru menolak hal ini. Sekolah kok main saja, kapan belajarnya.  Padahal salah satu prinsip pendidikan anak usia dini adalah belajar melalui bermain. 
        Kedua, orang tua sering menuntut anak yang selesai belajar dari lembaga pendidikan anak usia dini harus sudah pandai belajar dan berhitung. Kalau anak belum bisa baca, tulis dan hitung, maka anak dileskan CALISTUNG. Kemungkinan besar potensi dan minat anak pada bidang kecerdasan lain tidak atau kurang diperhatikan. Padahal prinsip pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan 9 aspek kecerdasan, dan berorientasi pada kebutuhan anak. Apa itu 9 aspek kecerdasan dapat dilihat di artikel dengan judul Kecerdasan Jamak, yang diposting pada bulan Januari 2011. 

Mari kita didik anak anak kita sesuai dengan prinsip prinsip tersebut di atas, supaya anak-anak kita sungguh menjadi manusia yang utuh. 
Bagi para orangtua ayo bangkitkan kesadaran ini, kritisi lembaga-lembaga pendidikan yang dalam proses pembelajaranya masih belum menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Terutama lembaga pendidikan tempat buah hati anda belajar.
Bagi para penanggung jawab lembaga pendidikan anak usia dini, kepala sekolah dan guru mari mendidik dengan cara yang benar, ingat hasil mendidik anak usia dini tidak dapat dilihat saat ini, tetapi akan terlihat 20, 30 atau 40 tahun mendatang. Kita siapkan anak-anak kita dalam menyambut 100 tahun Indonesia merdeka,mereka akan menjadi generasi emas. Mungkin kita tidak mengalaminya, tetapi anak cucu kitalah yang akan menikmatinya.



No comments:

Post a Comment